Journal of Livestock and Animal Health http://jlah.org/index.php/jlah <p>The <strong>Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)</strong> aims to publish the results of research studies on tropical livestock such as cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, and pets.</p> <p><strong>Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)</strong> includes various research topics in the field of animal science including livestock products, reproduction, and physiology, nutrition and animal feed, feed technology, breeding and genetics, animal behavior, health, welfare, food based on animal products, socio-economic and policy systems.</p> <p>This is the new address of the JLAH website <a href="https://jlah.org/index.php/jlah">www.jlah.org</a> from the old domain <a href="http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH" target="_blank" rel="noopener">www.jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH</a></p> <p>e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1543716530" target="_blank" rel="noopener"><strong>2655-2159</strong></a><br />p-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1544605659" target="_blank" rel="noopener"><strong>2655-4828</strong></a></p> <p>Accreditation Number (RISTEKDIKTI): <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6360" target="_blank" rel="noopener"><strong>85/M/KPT/2020</strong></a></p> Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh en-US Journal of Livestock and Animal Health 2655-4828 <p>Authors retain copyright and grant the <strong>Journal of Livestock and Animal Health</strong> <strong>(JLAH)</strong> the right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0)</a> that allows others to <strong>share </strong>(copy and redistribute the material in any medium or format) and <strong>adapt</strong> (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in Journal of Livestock and Animal Health.</p> Profil Mikroba Telur Asin Hasil Pemeraman Menggunakan Ekstrak Kasar Kombinasi Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dan Kecombrang (Eltingera elatior) http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/22 <p>Buah Andaliman (<em>Zanthoxylum acanthopodium</em>) dan Kecombrang (<em>Eltingera elatior</em>) merupakan jenis tanaman rempah lokal yang tergolong kedalam keanekaragaman sumber daya alam di Sumatera Utara. Kedua jenis tanaman rempah ini memiliki kandungan ekstrak heksana, methanol, dan asetat yang berfungsi sebagai senyawa antimikrobial. Pemanfaatan telur asin belum dilakukan secara optimal melalui penggunaan rempah buah andaliman dan kecombrang. Kualitas telur asin yang rendah dapat dipengaruhi oleh aktifitas mikroba yang dapat merusak kualitas protein dalam telur. Sebanyak 60 butir telur itik segar digunakan dalam penelitian. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan meliputi P1 (Kontrol), P2 (telur diasinkan dengan 25% EBA + 25% EBK), P3 (telur diasinkan dengan 50% EBA + 50% EBK) dan P4 (telur diasinkan dengan 75% EBA + 75% EBK). Ekstrak tanaman rempah yang digunakan merupakan ekstrak kasar melalui teknik penyaringan konvensional yang disebut ekstrak kasar buah andaliman (EBA) dan kecombrang (EBK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan level tanaman rempah menurunkan total populasi bakteri E. Coli sampai 1.5 x 10<sup>9 </sup>cfu/g dan meningkatkan populasi bakteri Bacillus sp sampai 0.1 x 10<sup>8</sup> cfu/g. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pemanfaatan ekstrak kasar buah andaliman dan kecombrang dapat memperbaiki kualitas telur asin.</p> Rikardo Silaban Zakiyah Nasution Nursanti Laia Doharni Pane Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-05-30 2023-05-30 6 2 57 62 10.32530/jlah.v6i2.22 Uji Organoleptik Fermentasi Ampas Tebu Dengan Pemberian EM-4 Level Berbeda http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/25 <p>Pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan sebagai bahan pakan ternak merupakan langkah yang baik dalam memenuhi kebutuhan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji organoleptik fermentasi ampas tebu dengan pemberian EM-4 level berbeda. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 26 ulangan. Perlakuan A (5% gula tebu + 0,8% urea), perlakuan B (5% gula tebu + 0,8% urea + 4% EM-4), perlakuan C (5% gula tebu + 0,8% urea + 8% EM-4) dan perlakuan D (5% gula tebu + 0,8% urea + 12% EM-4). Parameter yang diamati yaitu kualitas organoleptik (aroma, warna dan tekstur) fermentasi ampas tebu. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan bila terdapat perbedaan antar perlakuan diuji menggunakan uji lanjut jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organoleptik fermentasi ampas tebu dengan penambahan level EM-4 yang berbeda menunjukkan bahwa pemberian 0% sampai 4% EM-4 mampu menghasilkan warna lebih baik yaitu warna cokelat kekuningan, untuk aroma menghasilkan aroma lebih baik dengan pemberian 8% sampai 12% EM-4 yaitu aroma asam segar, sementara itu penambahan bahan 0% sampai 12% EM-4 tidak menyebabkan hasil berbeda terhadap uji organoleptik tekstur fermentasi ampas tebu dimana semua perlakuan memiliki tekstur sedikit lembek.</p> Rinai Winarsa Putra Afrini Dona Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-05 2023-08-05 6 2 63 67 10.32530/jlah.v6i2.25 Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Sistem Pemeliharaan Ternak Kambing di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/31 <p>Penelitian ini untuk mengetahui besaran faktor sosial ekonomi terhadap sistem pemeliharan ternak kambing di Kecamatan Leihitu. Penelitian menggunakan metode survei, sedangkan menentukan responden menggunakan metode purposive sampling agar peneliti mendapatkan data sesuai tujuan penelitian. Variabel-variabel yang diamati adalah sistem pemeliharaan ternak kambing (Y), umur peternak (X<sub>1</sub>), tingkat pendidikan (X<sub>2</sub>), pengalaman beternak (X<sub>3</sub>) dan jumlah tanggungan keluarga (X<sub>4</sub>). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umumnya sistem pemeliharaan kandang-lepas (semi intensif) lebih cenderung diterapkan oleh peternak di lokasi penelitian. Hasil analisis regresi linear berganda (multiple regression) diperoleh sebuah persamaan yang mempunyai arti bahwa bahwa variabel bebas/independen (X), pendidikan peternak (X<sub>2</sub>) dan jumlah tanggungan keluarga (X<sub>4</sub>) berpengaruh positif terhadap sistem pemeliharaan ternak kambing di Kecamatan Leihitu, sedangkan umur peternak (X<sub>1</sub>) dan pengalaman beternak (X<sub>3</sub>) berpengaruh negatif terhadap sistem pemeliharaan ternak kambing di Kecamatan Leihitu. Koefisien determinasi (R<sup>2</sup>) sebesar 0,546 atau 54,6 % menunjukkan bahwa besarnya pengaruh umur peternak (X<sub>1</sub>), pendidikan peternak (X<sub>2</sub>), pengalaman beternak (X<sub>3</sub>) dan jumlah tanggungan keluarga (X<sub>4</sub>) terhadap sistem pemeliharaan ternak kambing (Y) secara simultan adalah 54,6 % dan sisanya 45,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model persamaan.</p> Asmirani Alam Jecklin Marlen Lainsamputty Fransheine Rumtutuly Risart Lewan Dolewikou Harmoko Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-05 2023-08-05 6 2 68 76 10.32530/jlah.v6i2.31 Karakteristik Saus yang Ditambahkan berbagai Persentase Kuning Telur Itik Asin http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/26 <p>Telur itik asin merupakan produk telur tradisional yang populer diantara beberapa produk telur yang terbatas ditemukan di banyak negara Asia. Penambahan kuning telur asin dalam formulasi saus untuk mengembangkan saus berbahan dasar telur asin telah dilakukan. Rancangan Acak Kelompok digunakan sebagai desain penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi lima perlakuan (20, 40, 60, 80, and 100% kuning telur asin terhadap susu yang digunakan). Parameter yang diamati adalah kelembaban, pH, warna (L*, a*, b*), dan intensitas sensori (warna dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kuning telur itik asin berpengaruh terhadap kadar air, pH, warna instrumental (L*, a*, b*), dan intensitas warna dan tekstur (P kecil dari 0,05). Kadar air dan lightness sampel menurun dengan persentase penggunaan kuning telur asin yang lebih tinggi (P kecil dari 0,05). Sebaliknya, pH, redness, yellowness, intensitas warna, dan intensitas tekstur meningkat (P kecil dari 0,05). Penambahan kuning telur asin dalam saus dapat diterapkan untuk memberikan pilihan jenis saus yang bervariasi bagi konsumen.</p> Julia Ulfah Deni Novia Aronal Arief Putra Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-28 2023-08-28 6 2 77 81 10.32530/jlah.v6i2.26 Rasio Efisiensi Protein Ransum Ayam Broiler yang Diberi Lactobacillus plantarum dan Mannan Oligosakarida Hasil Hidrolisis Bungkil Inti Sawit http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/28 <p>Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui rasio efesiensi protein ransum pada ayam broiler yang diberi Lactobacillus plantarum dan Mannan oligosakarida (MOS) hasil hidrolisis bungkil inti sawit. Materi yang dipergunakan meliputi 270 ekor DOC strain MB 202 platinum. Ransum yang dipergunakan berupa ransum komersial Novo 511 non antibiotic growth promotor (non AGP). Rancangan yang digunakan ialah acak lengkap berpola faktorial 3 × 3 dengan 3 ulangan. Faktor A merupakan pemberian MOS hasil hidrolisis BIS dengan taraf yakni 0%, 0,50%, dan 1% dan faktor B merupakan pemberian Lactobacillus plantarum dengan taraf yakni 0%, 0,50%, dan 1%. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, konsumsi protein ransum, PBB serta rasio efisiensi protein. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA, nilai yang berbeda antar perlakuan diuji lanjut dengan DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukan penambahan Lactobacillus plantarum, MOS, dan interaksi keduanya di dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata (P kecil dari 0,05) terhadap konsumsi ransum, konsumsi protein ransum, PBB serta rasio efisiensi protein ransum. Kesimpulan diperoleh adalah pemberian MOS hasil hidrolisis BIS sebanyak 1% melalui kombinasi Lactobacillus plantarum sebanyak 1% dalam ransum mampu meningkatkan rasio efisiensi protein ransum ayam broiler.</p> Eka Viana Fitrianingsih Mairizal Filawati Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-28 2023-08-28 6 2 82 92 10.32530/jlah.v6i2.28 Penggunaan Sediaan Gel Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientum) Dalam Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus) http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/34 <p>Pohon pisang masih memiliki keunggulan berbeda, air perasan batang pisang bisa dipakai sebagai obat luka. Tinjauan ilmiah efektivitas pohon pisang pada penyembuhan luka, menunjukkan hasil yang memuaskan dari pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum) yang digunakan dalam penyembuhan luka mencit percobaan. Pada penelitian ini pengobatan luka pada mencit dilakukan dengan menerapkan teknologi ekstrak batang pisang ambon. Tujuannya adalah untuk mengetahui derajat penyembuhan luka yang diberi sediaan gel batang pisang ambon. Materi yang digunakan adalah mencit putih sebanyak 20 ekor yang dibagi menjadi dua perlakuan perlakuan diberi sediaan gel ekstrak batang pisang ambon, sedangkan kontrol diberi obat komersial yang mengandung neomicyn sulfat dan ekstrak plasenta. Proses monitoring penyembuhan luka dilakukan selama 21 hari dengan mengukur panjang luka pada hari ke 1, 3, 5, 7, 14 dan 21. Hasil penelitian ini menunjukkan penyembuhan luka pada kulit mencit yang diberi perlakuan (10 hari) lebih cepat 4 hari dibandingkan kontrol (14 hari). Namun, kedua pemulihan tersebut tidak melampaui batas pengamatan penyembuhan luka.</p> Amany Nabila Irzal Irda Ulva Mohtar Lutfi Sujatmiko Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-28 2023-08-28 6 2 93 97 10.32530/jlah.v6i2.34 Keunggulan Komparatif Kerbau Rawas Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Musi Rawas Utara http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/38 <p>Masyarakat pedesaan menggunakan ternak kerbau untuk mendukung pertumbuhan peternakan berkelanjutan, penelitian ini bertujuan menganalisis potensi keunggulan komparatif pada suatu daerah berbasis kearifan lokal dengan melihat kapasitas tampung ternak kerbau untuk membantu pertumbuhan komoditas ternak kerbau rawa. Penelitian ini menggunakan data berbasis primer dan sekunder dalam menganalisis basis wilayah dan kemungkinan KPTTR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu wilayah dapat digunakan untuk mengembangkan kerbau rawa, dengan mempertimbangkan sumber daya lahan dan pakan yang potensial di wilayah tersebut. Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki potensi kerbau rawa tersebar di tiga kecamatan: Ulu Rawas, Rupit, dan Rawas Ulu. Peternak membudidayakan kerbau rawa berdasarkan tradisi lokal yang unik di wilayah tersebut. Sebagai upaya untuk memperkuat sistem pengembangan peternakan yang berkelanjutan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan introspeksi sistem manajemen pemeliharaan kerbau rawa yang memiliki keunggulan komparatif.</p> Bagus Dimas Setiawan Zulhapi Utama Adlan Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-29 2023-08-29 6 2 98 104 10.32530/jlah.v6i2.38 Evaluasi Kualitas Fisikokimia dan Organoleptik Abon Daging Kelinci Lokal http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/35 <p>Konsumsi daging kelinci belum begitu populer di kalangan masyarakat Indonesia, padahal nilai nutrisi dan sifat fungsionalnya sangat baik. Oleh karena itu, perlu diversifikasi olahan daging kelinci untuk mempopulerkan konsumsi daging kelinci. Melalui olahan abon yang sudah sejak lama menjadi makanan olahan yang lazim dikonsumsi masyarakat, abon daging kelinci dapat menjadi potensi pengembangan konsumsi daging kelinci lokal. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi sifat fisikokimia dan organoleptik abon daging kelinci lokal. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan kombinasi daging kelinci dengan daging ayam broiler dalam pembuatan abon. Kemudian dilakukan pengukuran sifat fisikokimia dan organoleptik pada abon. Hasil menunjukkan bahwa abon daging kelinci 100% memiliki kadar air terendah dibanding perlakuan yang lain. Hasil uji hedonik hanya menunjukkan atribut warna yang memiliki perbedaan nyata, sedangkan pada uji mutu hedonik hanya atribut warna dan rasa yang berbeda nyata. Hal ini membuktikan bahwa abon daging kelinci memiliki potensi yang baik sebagai pangan olahan baru ditinjau dari kadar air yang sesuai SNI. Namun dari segi uji hedonik dan mutu hedonik, warna abon daging ayam memiliki nilai tertingi, sedangkan hasil uji mutu hedonik rasa abon kombinasi ayam dan kelinci 1:1 memiliki nilai tertinggi.</p> Hamzah Nata Siswara Aditya Eka Saputra Khoirul Huda Lia Nur Aini Teguh Dwi Putra Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-29 2023-08-29 6 2 105 111 10.32530/jlah.v6i2.35 Pengaruh Waktu Pemerahan terhadap Kualitas Fisik dan Komposisi Kimia Susu Sapi di PT. UPBS http://jlah.org/index.php/jlah/article/view/33 <p>Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh waktu pemerahan terhadap kualitas fisik dan komposisi kimia susu sapi perah di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan. Penelitian ini menggunakan 30 ekor sapi perah pada grup dengan produksi susu tinggi. Susu ditampung sebanyak 100 ml untuk masing-masing sapi dan dilakukan sebanyak 3 kali sehari. Sifat fisik dan komposisi kimia susu dianalisis menggunakan Lactoscan SAP. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah. Apabila terdapat perbedaan yang nyata (P kecil dari 0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s multiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh waktu pemerahan terhadap produksi susu, kadar protein, kadar lemak, kadar bahan kering tanpa lemak, berat jenis, dan laktosa dengan nilai P kecil dari 0,01. Produksi susu tertinggi dihasilkan pada pemerahan siang hari. Kadar protein, kadar bahan kering tanpa lemak, dan laktosa paling tinggi dihasilkan pada pemerahan pagi hari dan malam hari. Selanjutnya, berat jenis paling tinggi dihasilkan pada pemerahan pagi hari. Kesimpulan penelitian ini adalah waktu pemerahan berpengaruh terhadap kualitas fisik dan kimia susu sapi di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan.</p> Ahmad Pramono Aziza Charismasari Indriarta Muhammad Cahyadi Copyright (c) 2023 Journal of Livestock and Animal Health http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-08-31 2023-08-31 6 2 112 116 10.32530/jlah.v6i2.33