https://jlah.org/index.php/jlah/issue/feed Journal of Livestock and Animal Health 2025-04-13T09:14:57+07:00Toni Malvintonimalvin@gmail.comOpen Journal Systems<p>The <strong>Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)</strong> aims to publish the results of research studies on tropical livestock such as cattle, buffaloes, sheep, goats, pigs, horses, poultry, and pets.</p> <p><strong>Journal of Livestock and Animal Health (JLAH)</strong> includes various research topics in the field of animal science including livestock products, reproduction, and physiology, nutrition and animal feed, feed technology, breeding and genetics, animal behavior, health, welfare, food based on animal products, socio-economic and policy systems.</p> <p>This is the new address of the JLAH website <a href="https://jlah.org/index.php/jlah">www.jlah.org</a> from the old domain <a href="http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH" target="_blank" rel="noopener">www.jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH</a></p> <p>e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1543716530" target="_blank" rel="noopener"><strong>2655-2159</strong></a><br />p-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1544605659" target="_blank" rel="noopener"><strong>2655-4828</strong></a></p> <p>Accreditation Number (RISTEKDIKTI): <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6360" target="_blank" rel="noopener"><strong>85/M/KPT/2020</strong></a></p>https://jlah.org/index.php/jlah/article/view/75Pengaruh Bioaktivator Berbeda Terhadap Karakteristik Kandungan Serat Kasar dan Protein Kasar Sabut Kelapa Muda Fermentasi2024-10-30T01:54:59+07:00Jeneril Dericsonjenerildericsonjeneril@gmail.comIrzal Irdairzalirda@gmail.comMuthia Dewiirzalirda@gmail.comSalviairzalirda@gmail.comWahyu Arisyairzalirda@gmail.comNovadhila Rahmiirzalirda@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik, kandungan serat kasar dan protein kasar sabut kelapa muda fermentasi menggunakan 3 jenis bioaktivator. Bahan yang di gunakan yaitu limbah sabut kelapa muda, EM4, ragi tempe, ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) dan molases. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu P0 (sabut kelapa + molasses), P1 (sabut kelapa + molasses + EM4), P2 (sabut kelapa + molasses + ragi tape (Saccharomyces cerevisiae), P3 (sabut kelapa + molasses + ragi tempe (Rhizopus oligosporus). Data yang diperoleh berdasarkan analisis hasil sidik ragam menunjukkan bahwa karakteristik sabut kelapa muda fermentasi penggunaan bioaktivator berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aroma, tektur, warna, kelembapan, kehadiran jamur, pH, temperatur. Berdasarkan analisis proksimat AOAC 2005 dan analisis vansoes 1990 didapatkan hasil bahwa pemberian bioaktivator berbeda tidak berpengaruh terhadap karakteristik sabut kelapa muda fermentasi. Perlakuan bioaktivator terbaik adalah ragi tempe (P3) karena mampu menurunkan kandungan SK dan NDF sabut kelapa muda.</p>2025-02-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Livestock and Animal Health https://jlah.org/index.php/jlah/article/view/56Evaluasi Rumah Potong Ayam dan Praktik Penyembelihannya di Sekitar Kota Surakarta2024-10-28T23:28:28+07:00Daffadaffacool03@student.uns.ac.idLaksita Haniifah Pratiwilaksita.haniifahp@gmail.comAhmad Pramonoahmad_pram@staff.uns.ac.idEndang Tri Rahayuendangtri72@staff.uns.ac.idChoiroel Anamchoiroelanam@staff.uns.ac.idAnastriyani Yulviatunanastriyani@staff.uns.ac.idMuhammad Cahyadimcahyadi@staff.uns.ac.id<p>Ayam wajib disembelih sesuai dengan syariat Islam untuk menghasilkan daging halal dan aman dikonsumsi oleh penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pada Rumah Potong Ayam (RPA) dan proses penyembelihan ayam di sekitar kota Surakarta. Evaluasi proses pemotongan ayam dilakukan 18 RPA yang berada di sekitar kota Surakarta. Data diperoleh dari wawancara dengan pemilik RPA, juru sembelih halal, serta pengamatan proses penyembelihan secara langsung. Informasi yang diperoleh dicatat pada kuisioner dan pengambilan gambar bagian leher ayam dilakukan setelah ayam disembelih. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua RPA di sekitar Kota Surakarta memenuhi aspek legalitas seperti izin usaha, nomor kontrol veteriner (NKV), maupun sertifikat halal. Penelitian ini menemukan empat dari 18 juru sembelih halal tidak memotong kedua pembuluh darah pada leher sehingga tidak sesuai dengan syariat Islam. Semua RPA juga tidak melakukan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semua RPA tidak memenuhi standar keamanan pangan dan halal dalam praktik pemotongan ayam di sekitar Kota Surakarta.</p>2025-02-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Livestock and Animal Health https://jlah.org/index.php/jlah/article/view/87Pengaruh Penambahan Sari Buah Jambu Biji Merah Dalam Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Babi Duroc2025-04-12T10:48:59+07:00Anggelina Eno Bauanggelinaenobau@gmail.comPetrus Kuneanggelinaenobau@gmail.comAlvrado Bire Lawaalvradobirelawa20@gmail.comF M S Teluperepapyt2018@gmail.com<p>Tujuan studi ini adalah mengetahui pengaruh ditambahkannya sari buah jambu biji merah (SBJBM) di pengencer tris kuning telur (TKT) pada kualitas semen babi duroc. Memakai semen segar dengan motilitas spermatozoa 76±2,23%, viabilitas 91,41±4,23%, abnormalitas 3,42±0,55%, dan konsentrasi spermatozoa 263,40±18,20×106 sel/ml. Penelitian ini memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) lima perlakuan lima kali ulangan yaitu: P0 = TKT 100%, P1 = TKT 100% + SBJBM 0,5% P2 = TKT 100% + SBJBM 1%, P3 = TKT 100% + SBJBM 1,5%, P4 = TKT 100% + SBJBM 2%. Variabel yang diteliti adalah: motilitas, viabilitas, abnormalitas, dan daya tahan hidup (DTH) spermatozoa. Analisis data meliputi analisis rata-rata, standar deviasi dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P1 dengan level 0,5% SBJBM dalam pengencer TKT mendapat mutu sperma lebih tinggi secara statistik (P kecil dari 0,05) di jam ke 36 penyimpanan dibandingkan perlakuan lainnya, dengan motilitas: 42,20±2,28%, viabilitas: 59,79±5,72%, abnormalitas: 4,52±0,39%, dan DTH spermatozoa: 38,40±2,60. Simpulan dari penelitian ini, penambahan SBJBM dengan tingkat 0,5% dalam pengencer TKT memberikan respon yang baik dalam menjaga motilitas, viabilitas, abnormalitas dan daya tahan hidup spermatozoa babi duroc.</p>2025-02-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Livestock and Animal Health https://jlah.org/index.php/jlah/article/view/83Pengaruh Penambahan Sari Buah Melon Dalam Pengencer Tris-Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Babi Duroc2025-04-13T09:14:57+07:00Fanny Tesalonika Hillyhlytslnkfny0228@gmail.comThomas Mata Hinethomhin050566@gmail.comKirenius Ulyhlytslnkfny0228@gmail.comWilmientje Marlene Nalleynalleywm@yahoo.co.id<p>Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari penambahan sari buah melon (SBM) dalam pengencer Tris-kuning telur (T-KT) terhadap kualitas spermatozoa babi duroc. Semen segar ditampung dari dua ekor pejantan babi duroc berumur 2 tahun dan dalam kondisi sehat. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan lima ulangan yang terdiri atas P0 = T-KT 100%, P1 = T-KT 90% + SBM 10%, P2 = T-KT 80% + SBM 20%, P3 = T-KT 70% + SBM 30%, P4 = T-KT 60% + SBM 40%, P5 = T-KT 50% + SBM 50%. Semen segar yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi standar dengan motilitas 76,20% dan abnormalitas 3,60%. Semen yang telah diencerkan kemudian dibagi ke dalam tabung eppendorf lalu disimpan dalam kotak pendingin dengan suhu 18-20°C dan diamati setiap 12 jam hingga persentase motilitas spermatozoa menurun hingga 40%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan P3 mampu mempertahankan kualitas spermatozoa yang lebih tinggi dibanding lima perlakuan lainnya (P kecil dari 0,05) sejak jam ke-12 hingga jam ke-60 penyimpanan; kecuali pada parameter abnormalitas menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P besar dari 0,05). Kualitas spermatozoa babi duroc hingga jam ke-48 penyimpanan pada perlakuan P3 adalah: motilitas 49,40%, viabilitas 59,16%, abnormalitas 5,41%, serta daya tahan hidup 58,71 jam. Kesimpulannya adalah dengan menambahkan sari buah melon dalam pengencer Tris – kuning telur efektif untuk menjaga kualitas spermatozoa babi duroc, dengan level sari buah melon yang terbaik adalah 30%.</p>2025-02-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Livestock and Animal Health https://jlah.org/index.php/jlah/article/view/85Integritas Kuliner di Sumatera Barat: Deteksi Kontaminasi Daging Babi Pada Produk Kuliner Sate Padang2025-04-12T11:04:06+07:00Ade Melialaademeliala4@unp.ac.idJusma Nelnijusmanelni@sijunjung.go.id<p>Sumatera Barat dikenal dengan kuliner khas Minangkabau, seperti rendang dan sate padang, yang mencerminkan nilai-nilai Islam dan tradisi lokal. Namun, isu kehalalan dan keamanan pangan, seperti kontaminasi daging babi, menjadi tantangan yang dapat merusak kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, diperlukan metode deteksi cepat dan akurat untuk memastikan kehalalan produk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mendeteksi kontaminasi daging babi pada sate Padang di Kabupaten Sijunjung. Pengujian dilakukan menggunakan Rapid Detection Pork Test sebagai metode awal, diikuti dengan konfirmasi menggunakan real-time PCR untuk sampel dengan hasil meragukan. Sebanyak 10 sampel dikumpulkan dari empat kecamatan dan diuji di laboratorium untuk menentukan prevalensi kontaminasi. Dari 10 sampel sate Padang yang diuji, 8 sampel menunjukkan hasil negatif melalui Rapid Detection Pork Test, sementara 2 sampel memberikan hasil meragukan. Pengujian lanjutan dengan metode real-time PCR pada sampel meragukan tersebut menunjukkan hasil negatif. Dengan demikian, prevalensi kontaminasi daging babi pada produk sate Padang adalah 0%, menegaskan bahwa seluruh sampel yang diuji bebas dari cemaran daging babi. Seluruh sampel sate Padang terbukti bebas dari cemaran daging babi, menunjukkan bahwa produk tersebut terjamin kehalalannya. Untuk menjaga kepercayaan konsumen, diperlukan edukasi kepada produsen, pengawasan yang konsisten, serta pengujian rutin. Penelitian ini memberikan dasar bagi pengembangan strategi pengawasan pangan yang lebih efektif.</p>2025-02-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Journal of Livestock and Animal Health